The Dreamer


counters

Minggu, 22 November 2015

Makala Mengolah kecemasan dan ketidakpastian

BAB I
Pendahuluan


I.2 Latar Belakang

            Penulisan makalah ini dilatar belakangi sebagai tugas Ujian Tengah Semester dari  mata kuliah Teori  Komunikasi, merupakan suatu kewajiban mahasiswa untuk menerima dan mengerjakan tugas dari dosen yang mengampuh mata kuiah nya masing-masing. Dan pada mata kuliah Teori Komunikasi yang di ampuh oleh Ibu Sumarni Bayu Anita S.Sos, MA ini mahasiswa di berikan tugas untuk menganalisa salah satu teori komunikasi yang ada pada buku Morissan yang kemudian dikaitakan pada objek penelitiannya.

            Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari komunikasi. Dimana pun dan kapanpun kita memerlukan komunikasi, baik itu komunikasi secara verbal, non verbal, langsung, tak langsung, dengan orang banyak atau dengan satu orang, dengan diri sendiri pun kita bisa dikatakan berkomunikasi. Dalam kehidupan kita pasti bertemu dengan sesuatu yang baru, contohnya saja orang yang baru kita kenal, ataupun suatu perkumpulan, dan lingkungan masyarakat beserta budaya yang mereka miliki. Dalam melakukan komunikasi dengan lingkungan yang baru, terkadang kita merasakan ketidak nyamanan, merasa canggung, kecemasan, dan ketidak pastian dalam berkomunikasi serta bertindak. Hal ini la yang akan dibahas pada analisa ini yaitu Teori Mengelolah Kecemasan dan Ketidakpastian yang akan dikaitkan dengan suatu objek/permasalahan yang terjadi.

            Sangat banyak tokoh-tokoh dalam ilmu komunikasi yang meneliti mengenai teori komunikasi hal ini terlihat dengan banyaknya teori-teori yanh ditemukan. Hal ini dikarenakan ilmu komunikasi merupakan ilmu yang Multidisiplin yaitu ilmu yang berkaitan dengan ilmu-ilmu yang lain. Hal ini dapat dilihat dengan banyak nya bermunculan tokoh-tokoh komunikasi yang berasal dari disiplin ilmu lain, seperti dari psikologi, sosial/masyarakat, politik, statistika, dan disiplin ilmu lainnya.

Dalam buku Morissan saja sangat banyak teori yang bisa dipelajari yang terbagi atas lima level komunikasi. Mulai dari level individu hingga komunikasi massa.  Tentunya teori-teori tersebut merupakan teori yang telah dibuktikan dan di teliti oleh tokoh-tokoh dalam ilmu komunikasi yang berasal dari disiplin ilmu lain.

            Saya pun menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sehingg kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan. Untuk perbaikan saya kedepannya. Dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat baik untuk diri saya sendiri selaku penulis sekaligus pengarang maupun untuk yang mebacanya.

I.2 Rumusan Masalah

            Perumusan Masalah pada analisa ini yaitu ;
1.      Pengertian Teori Komunikasi
2.      Pengertian Teori mengolah kecemasan dan ketidakpastian
3.      Kecemasan dan ketidakpastian mahasiswa dari luar kota
4.      Bagaimana  Penerapan objek atau kaitannya dengan teori mengolah kecemasan dan ketidakpastian
5.      Konklusi teori mengolah kecemasan dan ketidakpastian terhadap objek penelitian

I.3  Tujuan

            Penulisan makalah dan analisa ini dilakukan untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Teori Komunikasi, selain itu analisa dan penulisan dilakukan untuk menambah pemahaman dan wawasan mengenai Teori Komunikasi khususnya Teori mengolah kecemasan dan ketidak pastian yang terdapat pada bab 5 dalam buku Morissan.

            Berbeda nya budaya antara orang yang hidup di daerah dengan orang yang menetap dikota membuat saya tertarik untuk mengetahui dan memahami nya dalam sebuah teori komunikasi, kecemasan mahasiswa yang berasal dari daerah  dengan kaitannya dalam teori komunikasi akan dibahas lebih detail dalam makalah ini.
BAB II
Teori Komunikasi


            Teori Komunikasi adalah suatu pandangan dan strategi yang akan membentuk alat dan rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak dilaksanakan dalam proses komunikasi, teori ini akan membentuk kaidah komunikasi yang hendak dibuat. Sangat banyak teori komunikasi yang telah ditemukan dan  di teliti oleh para ilmuan atau tokoh-tokoh dari komunikasi maupun dari disiplin ilmu lain.

Teori Komunikasi mengelolah kecemasan dan ketidakpastian dikembangkan oleh William Gudykunst secara signifikan dengan melihat bagaimana ketidakpastian dan kecemasan dalam situasi berbeda. Perbedaaan ini dilihat dari asal budaya seorang, apakah seorang itu berasal dari budaya konteks tinggi atau budaya konteks rendah.

Budaya konteks tinggi (high context cultures) yaitu budaya yang mengandalkan tanda-tanda dan informasi nonverbal mengenai latar belakang seorang untuk mengurangi ketidakpastian. Budaya konteks rendah yaitu budaya yang langsung mengajukan pertanyaan kepada orang bersangkutan mengenai pengalaman, sikap, dan kepercayaannya.

Setiap orang memiliki level yang berbeda dalam menangani ketidakpastian dan kecemasan. Jika level ketidakpastian anda melampaui batas atas yang dimiliki, maka kepercayaan anda akan berkurang, dan jika level kecemasan anda terlalu tinggi, maka akan menghindari komunikasi sama sekali. Dalam hal ini terdapat pula batas bawah, jika ketidakpastian dan kecemasan anda lebih rendah dari batas bawah maka motivasi anda untuk berkomunikasi juga akan hilang.

Dengan demikian level ketidakpastian dan kecemasan yang ideal bagi situasi komunikasi antar budaya terletak diantara ambang batas dan ambang bawah, yang akan memotivasi seorang untuk berkomunikasi sehingga ia akan menggunakan strategi pengurangan ketidakpastian.

BAB III
Pembahasan

III. 1  Objek Penelitian

            Lahir dan tinggal jauh dari perkotaan merupakan pilihan hidup manusia khususnya masyarakat di Indonesia yang sangat luas wilayah nya dan sangat pesat pertumbuhan penduduk nya. Gaya hidup, norma, pola fikir, serta budaya pastilah berbeda dengan hidup di kota, apalagi kota tersebut kota besar, kota internasional, kota metropolitan, dan sebutan lain dari kota  besar di Indonesia.

Perbedaan tersebut tidak lantas membuat semua orang yang berasal dari daerah merasa aneh, kaget, ataupun merasa tidak nyaman saat seorang yang berasal dari daerah pertama kali tinggal dikota dan mengetahui serta memahami prilaku masyarakat kota. Hal seperti ini tidak hanya dialami oleh orang yang berasal dari daerah saja, biasanya juga dialami oleh seorang yang berasal dari kota, tapi hal seperti ini di pengaruhi oleh pengetahuan dan kondisi psikologi atau jiwa individu masing-masing sehingga tidak semua individu seperti itu.

Sangat banyak mahasiswa yang berasal dari daerah yang kemudian mengharuskan mereka untuk tinggal dan hidup jauh dari daerah asalnya, daerah dimana mereka dilahirkan, tumbuh besar, dan membentuk jiwa dan kepribadiannya lewat budaya atau kebiasaan daerahnya yang berbeda dari masyarak perkotaan, hal seperti inila yang biasa membuat beberapa orang atau mahasiswa berat untuk tinggal dikota, kebiasaan masyarakat daerah nya selalu menghantui mereka.

Kecemasan dan ketidakpastian biasanya timbul karena susahnya individu tersebut untuk beradaptasi dengan lingkungan. Baik itu lingkungan masyarakat nya maupun lingkungan di kampusnya, tetntunya ini dapat mempengaruhi kefokusan individu tersebut dalam menerima ilmu, memahami mata kuliah, serta sosialisasi dirinya terhadap lingkungannya.

III.2 Analisis Teori Terhadap Objek

III.2.1  Kecemasan dan Ketidakpastian Mahasiswa Asal Daerah

            Dalam berinteraksi, setiap orang mengalami kecemasan dan ketidakpastian dalam diri yang dapat mempengaruhi kelanjutan hubungan antar individu. Kecemasan dan ketidakpastian inii disebabkan oleh berbagai factor diantaranya kurangnya pengetahuan akan situasi lingkungan barunya dan perbedaan budaya. Kecemasan dan ketidakpastian dikenal juga sebagai Communication Apprehension (CA). Communication Apprehension (CA) mengacu pada kondisi yang membuat individu cenderung mengalami kecemasan saat berkomunikasi dengan orang lain.

Mahasiswa asal daerah yang pertama kali tinggal di perkotaan terkadang sulit beradaptasi dengan lingkungannya jika individu tersebut masih sangat berketergantungan dan tidak bisa mengontrol dirinya untuk bersosialisasi terhadap lingkugan. Individu yang seperti ini biasanya terlihat tertutup walaupun sebenernya dia sangat ingin bersosialisasi namun ketika dia merasa ketidak nyamanan dalam lingkungannya dia hanya memilih diam.

            Teori mengolah kecemasan dan ketidakpastian juga dikaitakan dan disebut sebagai teori komunikasi antar budaya  oleh sebab itu pada pembahasan ini saya membahas mengenai kecemasan dan ketidakpastian Mahasiswa asal daerah yang menetap di kota.

Perbedaan budaya biasanya membuat individu terasa tidak nyaman dalam menjalani hidupnya di tempatnya yang baru, ketidaknyamanan menimbulkan terhambatnya proses sosialisasi diri yang sebenarnya sangat penting bagi seorang ketika menempati suatu tempat yang baru, terhambatnya sosialisasi akibat dari rasa kecemasan dan ketidak pastian dari diri individu seorang dan rasa kecemasan serta ketidak pastian inila yang menjadi penyebab dari kegagalan komunikasi pada situasi antar individu tersebut dengan lingkungannya.

Individu yang berasal dari daerah biasanya pola fikir, kebiasaan, dan pandangannya terhadap lingkungan masih sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dari daerahnya. pemikiran tersebut membuat tingkah laku nya di lingkungan yang baru biasanya mengalami kecemasan dan ketidakpastian dalam bertindak dan berkomunikasi.  Hal ini membuat seorang individu tersebut mendapat kesulitan untuk berkomunikasi terhadap lingkungannya, terlebih dengan orang-orang yang tidak memahami nya.
Kecemasan dan ketidakpastian yang dialami mahasiswa dari luar kota/daerah dapat digambarkan pada table berikut :
Masalah Mahasiswa dari luar kota
Penyebab kecemasan
Penyebab Ketidakpastian
Masalah 1
Perbedaan gaya hidup dan kebiasaan
Menyamakan kondisi dan situasi dilingkungan baru dengan kondisi di daerah asal
Masalah 2
Perbedaan gaya hidup, kebiasaan, dan bahasa
Kurangnya pengetahuan tentang kondisi dan situasi dilingkungan baru
Masalah 3
Perbedaan gaya hidup dan kebiasaan
Perbedaan antara kondisi dan situasi yang diharapkan dengan kenyataan yang ditemukan
Perbedaan kebiasaan dalam lingkungan lebih dominan dalam penyebab dari kecemasan mahasiswa yang berasal dari luar daerah. Hal ini disebabkan karena pada umumnya individu yang berasal dari daerah terbiasa dengan lingkungan sosial yang kekeluargaan. Kekeluargaan ini terlihat dalam prilaku masyarakat seperti saling menyapa, saling tolong menolong tanpa pamrih, dan saling berbagi. Akan tetapi biasanya kondisi seperti ini tidak ditemukan atau jarang  dilingkungan  masyarakat perkotaan. Faktor lain yang mempengaruhi kecemasan mahasiswa dari luar kota yaitu perbedaan gaya hidup, mahasisa yang berasal dari luar kota khusus nya dari daerah perdesaan  bisanya tetap menempatkan diri sebagai masyarakat desa dengan karakter ramah, sopan, dan sederhana. Sementara dalam perbedaan bahasa biasanya tidak terlalu signifikan walaupun masih ada yang merasa cemas dan tidak percaya diri dalam perbedaan bahasa ini, menurut saya masalah bahasa dapat dikatakan masalah yang tidak terlalu berpengaruh besar dalam kecemasan yang di alami individu dari luar kota hal ini di karenakan bahasa daerah dalam satu provinsi khusus nya di sumsel tidak terlalu banyak perbedaan, sehingga individu yang berasal dari daerah tidak terlalu sulit untuk beradaptasi dengan bahasa, apalagi dalam kota Palembang, banyak individu yang berasal dari luar kota Palembang yang cepat beradaptasi dalam menggunakan bahasa Palembang.

Mahasiswa dari luar daerah biasanya mengalami ketidakpastian dalam berinteraksi dengan lingkungan barunya. Ketidakpastian merupakan ketidakmampuan seorang untuk memprediksi atau menjelaskan prilaku, perasaan, sikap, dan nilai-nilai. Sedangkan kecemasan merujuk pada perasaan gelisah, tegang, khawatir, dan cemas terhadap sesuatu yang akan terjadi. Ketidakpastian yang dialami ini terjadi akibat individu tersebut tidak memiliki informasi yang memadai mengenai lingkungan barunya. Ketidakpastian ini biasa terlihat pada prilaku individu tersebut yang bersifat pasif dan diam dimasa awal interaksi.

Individu/mahasiswa yang datang dari luar kota untuk menempuh pendidikan di kota ada yang memang belum pernah tinggal di kota, selain itu, mereka juga tidak memiliki referensi ataupun informasi mengenai kondisi, situasi, dan karakteristik lingkungan perkotaan yang akan mereka tempati.

III.2.2   Pengelolaan Kecemasan dan Ketidakpastian dalam individu

            Pengurangan ketidakpastian dimungkinkan terjadi ketika individu memiliki motivasi untuk mengurangi ketidakpastian berdasarkan tiga syarat, yakni insentif, deviasi/penyimpangan, dan antisipasi terhadap interaksi dimasa depan (Littlejohn&Foss,2009;977). Pada umumnya individu yang berasal dari luar kota, telebih mahasiswa memiliki motivasi yang kuat untuk mengurangi ketidakpastian. Mahasiswa yang berasal dari luar kota biasanya selalu memberanikan diri untuk mengurangi kecemasan dan ketidakpastiannya dengan cara selalu memulai interaksi  dengan lingkungannya. Hal ini bisa terjadi jika individu tersebut menyadari bahwa jika dia tidak berinteraksi dengan lingkungannya yang baru maka individu tersebut merasa tidak kan bisa mungkin bertahan selama menjalankan hidup di perkotaan.

            Mengurangi ketidakpastian dan kecemasan adalah dengan cara mencari, mengumpulkan, dan mencoba memahami informasi. Pencarian informasi ini dapat dilakukan dengan tiga strategi atau cara yaitu, strategi pasif, strategi aktif, dan strategi interaktif. Namun biasanya individu tersebut banyak menggunakan strategi interaktif ini terlihat adanya inisiatif untuk menyapa, berkenalan, dan bertanya. Strategi ini banyak digunakan karena lebih nyaman dan lebih cepat menyesuaikan diri, strategi ini juga biasa digunakan untuk masuk ke dalam suatu kelompok sosial.

            Pada dasarnya, mahasiswa yang berasal dari luar daerah memiliki kekuatan kepribadian yang cukup besar, hal ini terlihat dari kepercayaan diri mereka saat memulai interaksi dengan orang lain yang belum dikenalnya. Keberanian memang menjadi modal dasar dari individu tersebut karena tanpa keberanian akan sulit bagi individu tersebut untuk beradaptasi dan bersosialisasi dengan orang-orang sekitarnya yang baru ia kenal. Menurut saya yang juga berasal dari daerah, seorang individu apalagi mahasiswa yang berasal dari daerah atau luar kota, atau orang desa akan cemderung untuk diasingkan, dan akan lebih terasing jika individu tersebut tidak berani untuk memulai interaksi. Meskipun dengan seribu keterbatasan yang ia miliki, individu tersebut harus tetap aktif terlebih status nya sebagai mahasiswa untuk bersosialisasi kepada masyarakat, baik itu di lingkungan baru nya untuk mensosialisasikan diri ataupun di lingkungan daerah nya saat ia pulang untuk mensosialisasikan kehidupan di perkotaan, dan ilmu yang ia dapat.

            Pengurangan kecemasan dan ketidakpastian dengan strategi interaktif yang dilakukan oleh individu yang berasal dari luar kota tersebut menandakan bahwa mahasiswa perantau berasal dari latar belakang budaya konteks tinggi (high context culture).

            Perbedaan mendasar dari pengelolaan kecemasan dan ketidakpastian antara individu yang berasal dari budaya konteks tinggi dan budaya konteks rendah tampak dari tahap awal interraksi. Individu yang berasal dari konteks budaya tinggi tidak terlalu mempehatikan isi dari pesan verbal yang disampaikan lawan bicaranya, ia hanya focus pada bagaimana lawan bicara nya terdebut berinteraksi. Sedangkan individu yang berasal dari budaya konteks rendah lebih berhati-hati dalam melakukan pendekatan dan interaksi dengan lawan bicaranya yang berasal dari lingkungan barunya tersebut.

III.3 Konklusi Analisis

            Analisis mengenai kecemasan dan ketidakpastian yang di alami oleh mahasiswa yang berasal dari daerah dapat di konklusikan dalam table berikut ;

Teori
Penerapan
Hasil
Teori mengolah kecemasan dan ketidakpastian
Mahasiswa/individu harus menyadari betapa pentingnya interaksi/komunikasi yang harus dia lakukan kepada lingkungan yang barunya, untuk mencoba belajar, memahami, dan mencoba beradaptasi pada lingkungannya tersebut
Mahasiswa/individu akan mendapatkan motivasi dan keberanian untuk melakukan interaksi/komunikasi terlebih dulu kepada lingkungan baru nya
Teori mengolah kecemasan dan ketidakpastian
Mahasiswa/individu harus mempunyai motivasi untuk mengurangi ketidakpastian dan kecemasan dalam dirinya dengan cara memberanikan diri untuk memulai interaksi dengan lingkungannya
Hal ini akan menghasilkan respon positif dari lingkugan sekitarnya, karena individu baru tersebut telah memberikan respon yang baik terhadap lingkungannya dengan cara mencoba melakukan  penyesuaian diri.
Teori mengolah kecemasan dan ketidakpastian
mencari, mengumpulkan,dan mencoba memahami informasi  mengenai lingkungan baru nya
Individu akan semakin berani dan percaya diri untuk berinteraksi, rasa kecemasan dan ketidakpasianpun mulai berkurang.

BAB IV
PENUTUP


Kesimpulan   
                        Teori Komunikasi adalah suatu pandangan dan strategi yang akan membentuk alat dan rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak dilaksanakan dalam proses komunikasi, teori ini akan membentuk kaidah komunikasi yang hendak dibuat. Teori mengolah kecemasan dan ketidakpastian yaitu pandangan yang digunakan dalam penyesuaian individu untuk masuk kedalam suatu budaya baru. Mahasiswa yang berasal dari luar kota biasanya mengalami kecemasan dan ketidakpastian saat menempati lingkungan yang baru karena perbedaan budaya.
                        Setiap orang pasti mengalami kecemasan dan ketidakpastian dalam berkomunikasi, terlebih saat berkomunikasi dengan orang atau lingkungan yang baru ia kenal.ini disebabkan oleh perbedaan budaya, tata cara, serta kebiasaan dari lingkungan individu tersebut dan di tambah dengan minim nya informasi yang kita ketahui. “informasi sangatlah penting dalam kehidupan sosial kita, karena jika mempunyai sedikit informasi komunikasi kita akan terganggu dengan rasa kecemasan dan ketidakpastian”.          


Daftar Pustaka
           
Buku      :
       Morissan. Teori Komunikasi ‘individu hingga massa’. Jakarta: Kencana. 2013
Website   :
                          https://id.m.wikipedia.org.wiki/teori_komunikasi  (di akses pada 29 Oktober 2015)
                          www.academia.edu/4576633/TEORI_KOMUNIKASI _ANTARBUDAYA  (diakses pada 29 oktober  2015)

                          https://id.m.wikipedia.org.wiki/kecemasanKetidakpastian (di akses pada 29 oktober 2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar