Tidak bisa
dipungkiri lagi bahwa media di Indonesia sudah sangat banyak dan berkembang,
hal ini merupakan factor dari semakin pesat nya kemajuan teknologi dan sebagai
bentuk pencitraan manusia sebagai mahkluk sosial serta merupakan salah satu
semangat Demokrasi yang ada di Negara kita ini.
Namun sayang nya hal ini
bukan menjadi acuan atau semangat pemilik media khusus nya para pengabdi Negara
yang terhormat untuk sama-sama membangun dan mensejahterakan kehidupan serta
memberikan edukasi kepada khalayak tentang hal yang ada di sekeliling kita.
Jangankan untuk mengedukasi, dalam penyampaian informasi yang disampaikankanpun
terkadang masih melenceng dari peran media sebagai kontrol sosial, netralitas
dan keterbukaan seolah menjadi nomor kesekian dalam penyampaian nya. Berita
dibuat bukan sebagai penyampai informasi melainkan sebagai kebutuhan (ajang
bisnis) serta pencitraan terhadap masyarakat.
Berita dibuat dan
dikemas secara rapi untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pemerintah.
Pemerintah dan pengusaha besar seolah
menjadi rana bisnis tersendiri bagi media dan wartawan. Yang baik
disampaikan dan yang tidak baik dimanfaatkan. Sebagai contoh salah satu media
menyampaikan informasi tentang salah satu daerah, dalam hal ini media hanya
menyampaikan sesuatu yang baik atau
kebijakan yang baik dari kepala daerah atau pemerintah disana sementara hal
yang berfungsi untuk kesejahteraan masyarakat tidak disampaikan, contoh jalan
yang rusak, daerah tertinggal, atau hal yang lainnya.