The Dreamer


counters

Jumat, 08 April 2016

Cerpen "Cinta Tak Biasa"



MENCINTAI MELALUI DOA
Oleh : Muhammad Yunus

            Masa itu merupakan masa yang sangat berarti bagi seorang pemimpi yang bernama Tito, masa itu banyak mengajarkan untuk kehidupan di masa depan, masa itu akan menjadi cerita paling menarik saat mimpi mu telah kau raih, namun masa itu baru terasa berarti saat kau telah melewatinya, saat semua telah hilang, berpisah, dan pergi menjauh, masa itu akan kembali hadir dalam fikiran mu saat kau merasakan hidup yang sesungguhnya, ‘masa itu adalah masa sekolah dan yang paling indah itu masa SMK’, Tito mengatakan pada hati nya.
            Entah mengapa seorang Tito sulit melepas masa smk nya bukan hanya teman atau sahabat yang membuat nya berkesan, namun ada yang seolah lebih spesial dan khusus dari itu. Mungkin ia seorang teman atau itu yang dinamakan sahabat ?, mungkinkah sahabat selalu hadir dalam helaan nafas ? mungkinkah sahabat selalu ada saat engkau membuka mata ? mungkinkah sahabat masuk dalam dunia mimpi kita atau mungkinkah seorang sahabat ikut hadir dibenak kita saat kita mendengar kata Cinta ? Tanya Tito pada kegelapan dan angin malam.
            Tiba lah saat dimana semua berpisah, tak ada canda tawa, tak ada lagi alasan untuk Tito dekat dengannya, dia yang menjadi teman dan sahabat yang sangat dirindukan seorang Tito, tidak hanya dirindukan “Aku menyayanginya, aku takut dia menghilang dari hidup ini, dan apakah ini cinta ?”  seorang Tito bertanya pada Tuhan. Mengapa tidak Tito selalu merasakan ada yang beda dari sahabat yang satu ini, mengapa sahabat ini selalu hadir di benak Tito, bahkan mimpi. Seorang sahabat pada masa SMA nya.
 HP yang biasa dulu mungkin setiap sekolah juga digunakan oleh sahabat ini seolah menjadi saksi bisu  betapa menantinya seorang Tito untuk menanti kabar dari seorang sahabat yang ia sayangi itu. Jika melihat hp itupun Tito masih sangat ingat betapa senang nya ia dulu saat sang sahabat menggunakan hp kesayangannya itu walaupun saat pulang keadaan batre sudah kosong. Dan kini hanyalah tinggal kenanangan yang mungkin hanya ada dalam hati seroang Tito. Tapi tidak,” tidak mungkin hanya aku yang merasakan ini, dia masih memberi kabar padaku, dia masih mengingatku lewat pesan singkat yang ia kirim pada hp ini.” Perasaan yang terbenak dalam fikiran Tito, entah itu benar atau hanyalah hayalan yang ada dalam fikiran Tito, yang pasti Tito makin yakin dengan perasaan ini entah itu suatu kebenaran atau hanyalah pemikiran yang dibentuk dari hasutan setan.
            Ada hal yang terasa ganjal dalam benak Tito saat sahabat tersebut sering mengirim kata-kata seolah sahabat yang sangat ia sayangi itu ingin menyampaikan bahwa ia akan pergi jauh meninggalkan nya, sering terbesit Tanya dalam benak Tito dan sering pula ia tanyakan pada sahabat tersebut tentang mau kemana sebenarnya orang yang ia sayangi itu, tapi sahabat tersebut tak pernah mengatakan yang sebenarnya, ia hanya menjawab “aku tidak kemana-kemana koq” tapi Tito tidak semudah itu untuk tenang dengan jawaban tersebut dalam benak nya ia yakin bahwa ada yang disembunyikan dari seorang sahabat tersebut, namun Tito tak pernah memaksakan sahabat tersebut untuk jujur pada nya. Sampai pada suatu ketika tiba-tiba di pagi menjelang siang itu sahabat tersebut menelpon nya “Assalamualaikum, salam Tito meyambut telepon itu, “waalaikumsalam terdengar suara yang dirindukan, “ada apa say ?’ sapaan akrab Tito . “Tito, kamu dimana ?” tanya seorang sahabat kepada Tito “aku di kampus nie baru selesai kuliah, kenapa?” “bisa  tolongin aku nggak sekarang? Sahabat bertanya kepada Tito, “pastinya, emang kenapa ? Tanya balik Tito, “bisa jemput aku kan , aku sekarang ada di terminal kota, please yaa sekarang” mohon sahabat kepada Tito.  dengan rasa bahagia dan senang “pastinya aku langsung kesana, tunggu saja” ucap Tito dengan nada bahagia.
Sekitar 5 menit sampai lah Tito di tempat yang dituju terlihat lah seorang yang ia rindukan, tapi ada apa, ada ibu nya disamping nya ? Tanya Tito dalam hati. Tito menghampiri sambil menunjukan ekpresi yang biasa ia tunjukan iya senyum’ dan langsung menyalami ibu sahabat nya tersebut. Sang sahabat langsung menjelaskan bahwa ia minta di hantar ke suatu kantor, dimana terdapaat berkas nya yang ketinggalan di kantor tersebut, “tolong ya dik,  tambah ibu nya kepada Tito, “iya buk, nanti sekalian saya hantar pulang Lia nya”. Langsung pamit dan pergi ketempat perkantoran tersebut.
Lia ia ialah seorang  yang paling berkesan bagi Tito, ia lah seorang yang mebuat hati nya luluh, ialah seorang yang membuat Tito merasa takut kehilangan, ialah seorang wanita yang banyak mengajarkan tentang kedewasaan dalam hidup Tito, betapa dalam rasa itu walaupun Tito tidak tahu secara pasti mengenai perasaan Lia, Tito tidak tahu pasti apakah Lia mempunyai rasa yang sama, apakah Lia juga mengharapkan yang Tito harapkan, atau mungkin Lia Tidak sama sekali mempunyai rasa itu, entah lah Tito belum tahu pasti. Ia hanya tahu bahwa ia sangat menyayangi Lia, takut kehilangan, dan merasa betapa berartinya sosok Lia dalam hidup nya, walupun Tito sendiri tidak tahu darimana datangnya hal semacam itu.
Tito makin penasaran dan kembali bertanya-tanya saat mendengar bahwa kantor yang ditujunya tersebut merupakan kantor pemerintahan yang bekerja dalam mengurusi ketenaga kerjaan,  “kamu mau kemana?” Tanya Tito saat masih di jalan sambil mengendarai motor, tapi, Lia masih menjawab dengan jawaban yang biasa didengar oleh Tito, “gak kemana-mana koq”  jawab Lia singkat. Tito hanya diam sampai ke tempat tujuan, “tunggu disini sebentar yah,” sambil turun dari motor. “iya’, jawab Tito sambil meletakkan helm. Lalu Lia masuk kekantor tersebut dan Tito  menunggu di loby luar kantor untuk menunggu sambil mendinginkan badan. Sekitar 5 menit keluarlah Lia sambil membawa satu  berkas dokumen “udah selesai?” Tanya Tito kepada Lia. “sudah, ayo pulang” jawab Lia sambil mengajak Tito pulang. Ingin rasanya pada saat itu Tito menanyakan kembali  tentang apa yang disembunyikan dari muka yang tidak seperti biasanya tampak dari seorang Lia, Tito benar-benar dapat melihat dari ekpresi muka Lia ada yang ingin diungkapkan tapi masih ditahan atau ragu ataupun memang ingin disembunyikan oleh Lia dan tidak ingin Tito tahu. Tapi, Tito sabar ia memang tidak iangin memaksa untuk Lia bercerita padanya, karena itu telah ia pinta.
Hampir sebulan lebih dari pertemuan itu tiba-tiba masuk sms di hp Tito dari Lia, yang mana dari isi pesan singkat itu  Lia mengajak Tito  bertemu di hari itu, tapi sayang saat itu kondisi Tito sedang mengadapi suatu masalah , Tito tidak ingin menunjukan kesedihan itu kepada Lia yang ia sayang, Tito hanya membalas sms dan mengatakan “maaf Lia aku bener-bener tidak bisa karena ada kerjaan atau tugas kampus yang sudah menunggu’.  Berat memang pilihan Tito saat itu, disisi lain ia juga sangat menginginkan dan menantikan pertemuan itu, namun disisi lain ia lagi belum siap untuk menunjukan kesediahan nya tersebut, ada balasan dari Lia dan mengatakan “ya sudah kalau nggak bisa, mungkin lain kali kita bisa  bertemu” Malam nya Tito tidak  tahu kalau ada SMS dari Lia di hp nya, Tito baru membuka nya sekitar pukul 22.00 wib, “mungkin bukan hari ini!, kalau memang jodoh pasti bertemu!, jangan lupa denganku!,  semoga sukses yah !, good bye my buddy kess. Diakhiri kata-kata tersebut dengan emoji sedih. Kaget, resah, dan bertanya-tanya dalam benak Tito, Tito tidak membalas tapi langsung menelpon nomor Lia tersebut, tapi sayang harapan Tito untuk bicara dan mendengarkan penjelasan dari sms yang Lia kirim tersebut rapuh saat setelah beberapa kali di telpon dan d isms untuk meminta agar Lia mengangkat telepon tiba-tiba satu sms masuk “maaf kak ini sepupunya Lia, Kak Lia nya sudah tidur dan hp nya saya yang pegang, mungkin ada yang mau disampaikan”  Tito merasa sedih tidak mungkin ia meminta sepupu Lia tersebut untuk membangunkan Lia hanya untuk bicara denganya. Jadi Tito hanya membalas “tidak  dik, tolong sampaikan salam saja buat Lia, terima kasih”. Dengan rasa penasaran dan berat hati Tito. apakah ini yang selama ini dia sembunyikan?” Tanya Tito dalam hati.
Mungkin tiga hari dari situ tidak ada kabar lagi dari Lia,  malam nya Tito mendapat telepon dari sahabat yang sangat dekat dengan Lia waktu sekolah dulu Yuri namanya, “ada apa yur?” Tanya Tito saat mendengar suara teman nya tersebut seperti menangis. “Lia pergi kerja ke negeri orang To” hanya diam dan mendengarkan Yuri yang terus berbicara sambil menangis “mengapa dia gak pernah cerita kalau dia mau pergi, dia gak cerita ke kita semua, aku tau dari sosmed nya Lia saat ada yang ngetag foto mereka bersama lia, dan aku tau dari temannya”  ternyata benar yang selama ini ada dibenak Tito, benar ini yang dia sembunyikan dariku, “aku sudah menduga” ucap Tito pada Yuri, cukup panjang obrolan itu sambil Tito terus menguatkan dan mengyakinkan Yuri agar dia tetap berfikir positif mengenai diam nya Lia tentang hal ini.
Tidak berapa lama, Tito dapat kembali berhubungan dengan Lia melalui sosmed, namun tidak sesering saat Lia masih di Indonesia, namun masih ada perasaan dan harapan Tito untuk Lia. Hingga suatu saat Tito merasa perasaan nya makin dalam, ia makin tidak bisa menahan nya, dan akhir nya perasaan itupun terungkap lewat pesan di sosmed “Lia kamu tau nggak?”, Tanya Tito. “apa? Jawab Lia. “kalau aku sayang sama kamu, aku ngerasa aku cinta sama kamu, aku takut kehilangan kamu Lia takut juga keihilangan rasa sayangmu, kamu uadah ada dalam mimpi masa depanku, harapanku selalu bersamamu, aku sayang kamu Lia, maaf” Ungkap Tito dengan rasa sedikit lega. “kamu gak bakal kehilangan aku!, rasa sayangku!, kamu itu berarti buatku Tito, aku seneng denger kalau aku juga ada dalam bagian hidupmu, kita jalani yang baik aja sekarang, soal kita sama-sama atau tidak pada waktu mendatang aku gak bisa pastiin, tapi kau tetap selalu yang terpenting bagi aku!” jawab Lia dan sungguh lega dan bahagianya Tito membaca pesan tersebut.
Tito selalu berdoa yang terbaik buat perasaan nya ini, berdoa untuk ortu, keluarga, masa depannya dan juga selalu mendoakan yang terbaik buat Lia yang ia sayang dan juga jauh darinya dan jarang terlibat komunikasi, iya walupun semua sudah terungkap tentang perasaan namun komunikasi makin jauh, sibuk ? mungkin. Yang pasti Tito selalu berdoa untuk Lia. Tapi, ujian cinta  Tito makin besar saat Tito tau betapa senangnya Lia yang ia sayangi saat menguplod foto kebersamaannya dengan seorang laki-laki yang juga merantau disana, foto mereka berdua bahkan saat laki-laki itu berulang tahun pun ada di sosmed begitupun saat hari ulang tahun Lia, ia menggambarkan seolah betapa bahagianya ia hari itu. Tito hanya diam, ia tetap sabar, walaupun hatinya seolah remuk, hancur, dan cemburu pastinya karena seorang tito yang mengenal Lia sudah hampir empat tahun, dekat, hingga mencintai, belum pernah melihat atau merasakan kebahagian semacam itu bersama Lia, namun Tito hanya bersabar, tetap diam, jika berkounikasi dengan Lia pun ia tidak pernah menanyakan siapa laki-laki itu dan masih tetap mendoakan yang baik buat Lia, “dia betul, mungkin laki-laki itu dapat memberikan yang ia butuhkan seperti rasa aman, ketenangannya di sana, namun harapan itu masih ada Lia, entah mengapa aku begitu yakin, aku begitu yakin dengan kekuasaan Allah yang ia berikan padaku sekarang, aku yakin rasa sayang ini Allah lah yang tanamkan dalam diri kita dan diriku, jadi jika ia berkehendak untuk menghilangkan rasa sayang ini mengapa tidak, ia tahu cara menanamkan rasa ini pada ku, ia juga lebih tahu cara mencabut rasa ini dari ku,jika memang jodoh pasti bertemu”. Ungkap Tito diatas sajadahnya dengan mata yang meneteskan air.
Kesabaran Tito terjawab saat Lia meminta maaf padanya, saat Lia mengakui bahwa ia dalam kebingungan dan Tito hanya menasehati Lia untuk selalu dekat pada Allah karena Allah lah yang mampu menolong kita dalam segala kesusahan. Hinnga akhirnya Lia menjauhi laki-laki itu dan masih tetap melakukan komunikasi dengan Tito karena Lia sadar betapa besarnya perasaan Tito pada nya, begitupun ia sangat menyayangi Tito. Mereka mempunyai komitmen untuk masa depan mereka, walaupun mereka sadar mereka tidak bakal tahu apa yang terrjadi dimasa depan karena semua kembali kepada Allah. Oleh karena itu hanya doa yang terbaiklah yang selalu mereka panjatkan khususnya Tito selalu berdoa untuk Lia dan masa depan dirinya sendiri bersama Lia.