MENCINTAI MELALUI DOA
Oleh : Muhammad Yunus
Masa itu merupakan
masa yang sangat berarti bagi seorang pemimpi yang bernama Tito, masa itu
banyak mengajarkan untuk kehidupan di masa depan, masa itu akan menjadi cerita
paling menarik saat mimpi mu telah kau raih, namun masa itu baru terasa berarti
saat kau telah melewatinya, saat semua telah hilang, berpisah, dan pergi
menjauh, masa itu akan kembali hadir dalam fikiran mu saat kau merasakan hidup
yang sesungguhnya, ‘masa itu adalah masa
sekolah dan yang paling indah itu masa SMK’, Tito mengatakan pada hati nya.
Entah mengapa seorang Tito sulit
melepas masa smk nya bukan hanya teman atau sahabat yang membuat nya berkesan,
namun ada yang seolah lebih spesial dan khusus dari itu. Mungkin ia seorang
teman atau itu yang dinamakan sahabat ?, mungkinkah sahabat selalu hadir dalam
helaan nafas ? mungkinkah sahabat selalu ada saat engkau membuka mata ?
mungkinkah sahabat masuk dalam dunia mimpi kita atau mungkinkah seorang sahabat
ikut hadir dibenak kita saat kita mendengar kata Cinta ? Tanya Tito pada kegelapan dan angin malam.
Tiba lah saat dimana
semua berpisah, tak ada canda tawa, tak ada lagi alasan untuk Tito dekat
dengannya, dia yang menjadi teman dan sahabat yang sangat dirindukan seorang
Tito, tidak hanya dirindukan “Aku
menyayanginya, aku takut dia menghilang dari hidup ini, dan apakah ini cinta ?”
seorang Tito bertanya pada Tuhan.
Mengapa tidak Tito selalu merasakan ada yang beda dari sahabat yang satu ini,
mengapa sahabat ini selalu hadir di benak Tito, bahkan mimpi. Seorang sahabat
pada masa SMA nya.
HP yang biasa dulu mungkin setiap sekolah juga
digunakan oleh sahabat ini seolah menjadi saksi bisu betapa menantinya seorang Tito untuk menanti
kabar dari seorang sahabat yang ia sayangi itu. Jika melihat hp itupun Tito
masih sangat ingat betapa senang nya ia dulu saat sang sahabat menggunakan hp
kesayangannya itu walaupun saat pulang keadaan batre sudah kosong. Dan kini
hanyalah tinggal kenanangan yang mungkin hanya ada dalam hati seroang Tito.
Tapi tidak,” tidak mungkin hanya
aku yang merasakan ini, dia masih memberi kabar padaku, dia masih mengingatku
lewat pesan singkat yang ia kirim pada hp ini.” Perasaan yang terbenak
dalam fikiran Tito, entah itu benar atau hanyalah hayalan yang ada dalam
fikiran Tito, yang pasti Tito makin yakin dengan perasaan ini entah itu suatu
kebenaran atau hanyalah pemikiran yang dibentuk dari hasutan setan.
Ada
hal yang terasa ganjal dalam benak Tito saat sahabat tersebut sering mengirim
kata-kata seolah sahabat yang sangat ia sayangi itu ingin menyampaikan bahwa ia
akan pergi jauh meninggalkan nya, sering terbesit Tanya dalam benak Tito dan
sering pula ia tanyakan pada sahabat tersebut tentang mau kemana sebenarnya
orang yang ia sayangi itu, tapi sahabat tersebut tak pernah mengatakan yang
sebenarnya, ia hanya menjawab “aku tidak
kemana-kemana koq” tapi Tito tidak semudah itu untuk tenang dengan jawaban
tersebut dalam benak nya ia yakin bahwa ada yang disembunyikan dari seorang
sahabat tersebut, namun Tito tak pernah memaksakan sahabat tersebut untuk jujur
pada nya. Sampai pada suatu ketika tiba-tiba di pagi menjelang siang itu
sahabat tersebut menelpon nya “Assalamualaikum,
salam Tito meyambut telepon itu, “waalaikumsalam
terdengar suara yang dirindukan, “ada apa
say ?’ sapaan akrab Tito . “Tito,
kamu dimana ?” tanya seorang sahabat kepada Tito “aku di kampus nie baru selesai kuliah, kenapa?” “bisa
tolongin aku nggak sekarang? Sahabat bertanya kepada Tito, “pastinya, emang kenapa ? Tanya balik
Tito, “bisa jemput aku kan , aku sekarang
ada di terminal kota, please yaa sekarang” mohon sahabat kepada Tito. dengan rasa bahagia dan senang “pastinya aku langsung kesana, tunggu saja” ucap
Tito dengan nada bahagia.
Sekitar 5 menit sampai lah Tito
di tempat yang dituju terlihat lah seorang yang ia rindukan, tapi ada apa, ada
ibu nya disamping nya ? Tanya Tito dalam hati. Tito menghampiri sambil
menunjukan ekpresi yang biasa ia tunjukan iya senyum’ dan langsung menyalami
ibu sahabat nya tersebut. Sang sahabat langsung menjelaskan bahwa ia minta di
hantar ke suatu kantor, dimana terdapaat berkas nya yang ketinggalan di kantor
tersebut, “tolong ya dik, tambah ibu nya kepada Tito, “iya buk, nanti sekalian saya hantar pulang
Lia nya”. Langsung pamit dan pergi ketempat perkantoran tersebut.
Lia ia ialah seorang yang paling berkesan bagi Tito, ia lah
seorang yang mebuat hati nya luluh, ialah seorang yang membuat Tito merasa
takut kehilangan, ialah seorang wanita yang banyak mengajarkan tentang
kedewasaan dalam hidup Tito, betapa dalam rasa itu walaupun Tito tidak tahu
secara pasti mengenai perasaan Lia, Tito tidak tahu pasti apakah Lia mempunyai
rasa yang sama, apakah Lia juga mengharapkan yang Tito harapkan, atau mungkin
Lia Tidak sama sekali mempunyai rasa itu, entah lah Tito belum tahu pasti. Ia
hanya tahu bahwa ia sangat menyayangi Lia, takut kehilangan, dan merasa betapa
berartinya sosok Lia dalam hidup nya, walupun Tito sendiri tidak tahu darimana
datangnya hal semacam itu.
Tito makin penasaran dan kembali
bertanya-tanya saat mendengar bahwa kantor yang ditujunya tersebut merupakan kantor
pemerintahan yang bekerja dalam mengurusi ketenaga kerjaan, “kamu
mau kemana?” Tanya Tito saat masih di jalan sambil mengendarai motor, tapi,
Lia masih menjawab dengan jawaban yang biasa didengar oleh Tito, “gak kemana-mana koq” jawab Lia singkat. Tito hanya diam sampai ke
tempat tujuan, “tunggu disini sebentar
yah,” sambil turun dari motor. “iya’,
jawab Tito sambil meletakkan helm. Lalu Lia masuk kekantor tersebut dan
Tito menunggu di loby luar kantor untuk
menunggu sambil mendinginkan badan. Sekitar 5 menit keluarlah Lia sambil
membawa satu berkas dokumen “udah selesai?” Tanya Tito kepada Lia. “sudah, ayo pulang” jawab Lia sambil
mengajak Tito pulang. Ingin rasanya pada saat itu Tito menanyakan kembali tentang apa yang disembunyikan dari muka yang
tidak seperti biasanya tampak dari seorang Lia, Tito benar-benar dapat melihat
dari ekpresi muka Lia ada yang ingin diungkapkan tapi masih ditahan atau ragu
ataupun memang ingin disembunyikan oleh Lia dan tidak ingin Tito tahu. Tapi,
Tito sabar ia memang tidak iangin memaksa untuk Lia bercerita padanya, karena
itu telah ia pinta.
Hampir sebulan lebih dari
pertemuan itu tiba-tiba masuk sms di hp Tito dari Lia, yang mana dari isi pesan
singkat itu Lia mengajak Tito bertemu di hari itu, tapi sayang saat itu
kondisi Tito sedang mengadapi suatu masalah , Tito tidak ingin menunjukan
kesedihan itu kepada Lia yang ia sayang, Tito hanya membalas sms dan mengatakan
“maaf Lia aku bener-bener tidak bisa
karena ada kerjaan atau tugas kampus yang sudah menunggu’. Berat memang pilihan Tito saat itu, disisi
lain ia juga sangat menginginkan dan menantikan pertemuan itu, namun disisi
lain ia lagi belum siap untuk menunjukan kesediahan nya tersebut, ada balasan
dari Lia dan mengatakan “ya sudah kalau
nggak bisa, mungkin lain kali kita bisa
bertemu” Malam nya Tito tidak
tahu kalau ada SMS dari Lia di hp nya, Tito baru membuka nya sekitar
pukul 22.00 wib, “mungkin bukan hari
ini!, kalau memang jodoh pasti bertemu!, jangan lupa denganku!, semoga sukses yah !, good bye my buddy kess. Diakhiri
kata-kata tersebut dengan emoji sedih. Kaget, resah, dan bertanya-tanya dalam
benak Tito, Tito tidak membalas tapi langsung menelpon nomor Lia tersebut, tapi
sayang harapan Tito untuk bicara dan mendengarkan penjelasan dari sms yang Lia
kirim tersebut rapuh saat setelah beberapa kali di telpon dan d isms untuk
meminta agar Lia mengangkat telepon tiba-tiba satu sms masuk “maaf kak ini sepupunya Lia, Kak Lia nya
sudah tidur dan hp nya saya yang pegang, mungkin ada yang mau disampaikan” Tito merasa sedih tidak mungkin ia meminta
sepupu Lia tersebut untuk membangunkan Lia hanya untuk bicara denganya. Jadi
Tito hanya membalas “tidak dik, tolong sampaikan salam saja buat Lia,
terima kasih”. Dengan rasa penasaran dan berat hati Tito. apakah ini yang selama ini dia sembunyikan?”
Tanya Tito dalam hati.
Mungkin tiga hari dari situ tidak
ada kabar lagi dari Lia, malam nya Tito
mendapat telepon dari sahabat yang sangat dekat dengan Lia waktu sekolah dulu Yuri
namanya, “ada apa yur?” Tanya Tito
saat mendengar suara teman nya tersebut seperti menangis. “Lia pergi kerja ke negeri orang To” hanya diam dan mendengarkan Yuri
yang terus berbicara sambil menangis “mengapa
dia gak pernah cerita kalau dia mau pergi, dia gak cerita ke kita semua, aku
tau dari sosmed nya Lia saat ada yang ngetag foto mereka bersama lia, dan aku
tau dari temannya” ternyata benar
yang selama ini ada dibenak Tito, benar ini yang dia sembunyikan dariku, “aku sudah menduga” ucap Tito pada Yuri,
cukup panjang obrolan itu sambil Tito terus menguatkan dan mengyakinkan Yuri
agar dia tetap berfikir positif mengenai diam nya Lia tentang hal ini.
Tidak berapa lama, Tito dapat
kembali berhubungan dengan Lia melalui sosmed, namun tidak sesering saat Lia
masih di Indonesia, namun masih ada perasaan dan harapan Tito untuk Lia. Hingga
suatu saat Tito merasa perasaan nya makin dalam, ia makin tidak bisa menahan
nya, dan akhir nya perasaan itupun terungkap lewat pesan di sosmed “Lia kamu tau nggak?”, Tanya Tito. “apa? Jawab Lia. “kalau aku sayang sama kamu, aku ngerasa aku cinta sama kamu, aku takut
kehilangan kamu Lia takut juga keihilangan rasa sayangmu, kamu uadah ada dalam
mimpi masa depanku, harapanku selalu bersamamu, aku sayang kamu Lia, maaf” Ungkap
Tito dengan rasa sedikit lega. “kamu gak
bakal kehilangan aku!, rasa sayangku!, kamu itu berarti buatku Tito, aku seneng
denger kalau aku juga ada dalam bagian hidupmu, kita jalani yang baik aja
sekarang, soal kita sama-sama atau tidak pada waktu mendatang aku gak bisa
pastiin, tapi kau tetap selalu yang terpenting bagi aku!” jawab Lia dan
sungguh lega dan bahagianya Tito membaca pesan tersebut.
Tito selalu berdoa yang terbaik
buat perasaan nya ini, berdoa untuk ortu, keluarga, masa depannya dan juga
selalu mendoakan yang terbaik buat Lia yang ia sayang dan juga jauh darinya dan
jarang terlibat komunikasi, iya walupun semua sudah terungkap tentang perasaan
namun komunikasi makin jauh, sibuk ? mungkin. Yang pasti Tito selalu berdoa
untuk Lia. Tapi, ujian cinta Tito makin
besar saat Tito tau betapa senangnya Lia yang ia sayangi saat menguplod foto
kebersamaannya dengan seorang laki-laki yang juga merantau disana, foto mereka
berdua bahkan saat laki-laki itu berulang tahun pun ada di sosmed begitupun
saat hari ulang tahun Lia, ia menggambarkan seolah betapa bahagianya ia hari
itu. Tito hanya diam, ia tetap sabar, walaupun hatinya seolah remuk, hancur,
dan cemburu pastinya karena seorang tito yang mengenal Lia sudah hampir empat
tahun, dekat, hingga mencintai, belum pernah melihat atau merasakan kebahagian
semacam itu bersama Lia, namun Tito hanya bersabar, tetap diam, jika
berkounikasi dengan Lia pun ia tidak pernah menanyakan siapa laki-laki itu dan
masih tetap mendoakan yang baik buat Lia, “dia
betul, mungkin laki-laki itu dapat memberikan yang ia butuhkan seperti rasa
aman, ketenangannya di sana, namun harapan itu masih ada Lia, entah mengapa aku
begitu yakin, aku begitu yakin dengan kekuasaan Allah yang ia berikan padaku
sekarang, aku yakin rasa sayang ini Allah lah yang tanamkan dalam diri kita dan
diriku, jadi jika ia berkehendak untuk menghilangkan rasa sayang ini mengapa
tidak, ia tahu cara menanamkan rasa ini pada ku, ia juga lebih tahu cara
mencabut rasa ini dari ku,jika memang jodoh pasti bertemu”. Ungkap Tito
diatas sajadahnya dengan mata yang meneteskan air.
Kesabaran Tito terjawab saat Lia
meminta maaf padanya, saat Lia mengakui bahwa ia dalam kebingungan dan Tito
hanya menasehati Lia untuk selalu dekat pada Allah karena Allah lah yang mampu
menolong kita dalam segala kesusahan. Hinnga akhirnya Lia menjauhi laki-laki
itu dan masih tetap melakukan komunikasi dengan Tito karena Lia sadar betapa
besarnya perasaan Tito pada nya, begitupun ia sangat menyayangi Tito. Mereka
mempunyai komitmen untuk masa depan mereka, walaupun mereka sadar mereka tidak
bakal tahu apa yang terrjadi dimasa depan karena semua kembali kepada Allah.
Oleh karena itu hanya doa yang terbaiklah yang selalu mereka panjatkan
khususnya Tito selalu berdoa untuk Lia dan masa depan dirinya sendiri bersama
Lia.